Jumat, 30 Mei 2014
I See That Sun Again
Someday on February 2014
After the surgery "Appendectomy" August 22nd 2013
I See That Sun Again
I see it peeking over the parking area
from the hospital window
from the 302 room
All aflame are the heads of rye
I see the moon as an illusion
Disappear in the bluing sky
I feel my spirit fly, no pain..
The morphine still works, apparently..
I see "Sylvester Stallone" look alike face, again..
Yes, I see him.
My Dad's face again
Glad to see that face again..
I'm alive..
Thankyou LORD, my HEAVENLY FATHER
Puisi ini tercipta ketika appencitis akut itu datang. August 21th 2013.
Serangan nyeri hebat mendadak di bagian peritoneum tepatnya di kanan bawah abdomen.
Namun, nyeri hebat tersebut membuat ku tangguh. Sakit hebatnya, jarum suntik sebesar apapun sepertinya tidak dapat mengalahkan rasa nyeri apendicitis akut itu.
Anestesi spinal pada bagian sub-arachnoid menjadi tidak begitu sakit seperti yang diceritakan orang kebanyakan.
Apalagi kalau hanya suntik untuk penggunaan cairan infus maupun suntik vaksin. Suntik macam itu jadi seakan literally digigit semut. (Padahal waktu zaman SD tiap ada jadwal vaksin dari Dinas Kesehatan, malemnya uda doa doa supaya hari esok bisa di skip)
Bagaimanapun juga, all those scapels, their green shirts dan sinar lampunya sangat menakutkan. Saya ada di sebuah meja dan dikelilingi oleh 1 surgeon, 1 anesthesiologist, 3 nurses.
Kebetulan sekali dokter anestesinya adalah alumni FK UGM pula. dr. Aji.
So, when the procedure started, he was trying to distract my fears. He asked about his bf in med school, dr.Zainal. I know him, for he is my teacher in Faal (Physiology Department).
Jadi, siapa disini yang sudah pernah menjalani operasi usus buntu atau operasi apapun itu yang mungkin jauh lebih menakutkan ? Mungkin Anda yang pernah mengalaminya setuju dengan saya bahwa operasi membuat kita sedikit lebih tangguh dalam mengahadapi rasa sakit.
Through it all, one thing in my faith, after this surgery, When GOD's in HIS favor that i will stay alive and be the light, then i will stay and alive.
I believe that i will see the sun rises again.
Therefore, i wrote a poem about it. I know I'm so blessed for i can see that sun again.
As Ernest Hemingway best shot novel ever said, "THE SUN ALSO RISES"
After the surgery "Appendectomy" August 22nd 2013
I See That Sun Again
I see it peeking over the parking area
from the hospital window
from the 302 room
All aflame are the heads of rye
I see the moon as an illusion
Disappear in the bluing sky
I feel my spirit fly, no pain..
The morphine still works, apparently..
I see "Sylvester Stallone" look alike face, again..
Yes, I see him.
My Dad's face again
Glad to see that face again..
I'm alive..
Thankyou LORD, my HEAVENLY FATHER
Puisi ini tercipta ketika appencitis akut itu datang. August 21th 2013.
Serangan nyeri hebat mendadak di bagian peritoneum tepatnya di kanan bawah abdomen.
Namun, nyeri hebat tersebut membuat ku tangguh. Sakit hebatnya, jarum suntik sebesar apapun sepertinya tidak dapat mengalahkan rasa nyeri apendicitis akut itu.
Anestesi spinal pada bagian sub-arachnoid menjadi tidak begitu sakit seperti yang diceritakan orang kebanyakan.
Apalagi kalau hanya suntik untuk penggunaan cairan infus maupun suntik vaksin. Suntik macam itu jadi seakan literally digigit semut. (Padahal waktu zaman SD tiap ada jadwal vaksin dari Dinas Kesehatan, malemnya uda doa doa supaya hari esok bisa di skip)
Bagaimanapun juga, all those scapels, their green shirts dan sinar lampunya sangat menakutkan. Saya ada di sebuah meja dan dikelilingi oleh 1 surgeon, 1 anesthesiologist, 3 nurses.
Kebetulan sekali dokter anestesinya adalah alumni FK UGM pula. dr. Aji.
So, when the procedure started, he was trying to distract my fears. He asked about his bf in med school, dr.Zainal. I know him, for he is my teacher in Faal (Physiology Department).
Jadi, siapa disini yang sudah pernah menjalani operasi usus buntu atau operasi apapun itu yang mungkin jauh lebih menakutkan ? Mungkin Anda yang pernah mengalaminya setuju dengan saya bahwa operasi membuat kita sedikit lebih tangguh dalam mengahadapi rasa sakit.
Through it all, one thing in my faith, after this surgery, When GOD's in HIS favor that i will stay alive and be the light, then i will stay and alive.
I believe that i will see the sun rises again.
Therefore, i wrote a poem about it. I know I'm so blessed for i can see that sun again.
As Ernest Hemingway best shot novel ever said, "THE SUN ALSO RISES"
what brings me here?
Sebenarnya sudah sekian lama ingin bergabung dalam diary dunia maya ini.
Sejak masuk SMA, ingin rasanya bisa nulis di harian blog pribadi supaya semua memori dan moment yang dialami bisa terekam sempurna melalui ribuan konfigurasi huruf-huruf alfabet (ngomong apa sih, Grace?)
Ya, akhirnya terwujud pula cita-cita simple ini.
Sebuah blog. Ya, disinilah saya dapat menuangkan apapun yang dapat saya bagikan pada publik.
Bermula dari mana dan siapa?
Seperti yang saya katakan dalam postingan-postingan sebelumnya, saya selalu ingin bisa menulis kapanpun saya ingin menulis. I am a freaking writer.
Namun, akibat sedikit kebingungan soal kecanggihan teknologi alias gaptek saya memutuskan untuk menunda-nundanya hingga bertahun-tahun kemudian akhirnya saya dapat membuat blog ini pula.
At first, I thought it wasn't easy tapi ternyata membuat blog hanyalah seperti membalikkan telapak tangan (Engga juga sih, lebih tepatnya saya hanya perlu klik-klik dan typing )
BERMULA DARI MANA DAN SIAPA?
Oooh.. penjelasan di atas kurang menjelaskan pertanyaan ya?!
Ok. Let me get this straight. Hal yang membuat saya berpikir, "Sebelum semakin terlambat aku harus segera menuliskan apapun yang sekiranya perlu aku tuliskan" adalah karena seseorang.
I don't have to mention the name, (I don't wanna say her name or his name, because you would probably get curious about the gender. When i say his or her, which practically showing the gender, you may finally say, "Ohh..A girl" or "hmm... It's a guy. Who's he?" So, it's better to tell the story in bahasa indonesia, so i can say 'dia' rather than 'she' or 'he' )
Dia terlihat apa adanya. Tulisan-tulisan dalam blog nya secara jelas menerangkan itu. Dan saya terpana. Jangan berpikir yang tidak-tidak tentang kata 'terpana' ini. Mungkin lebih tepatnya terinspirasi. Tapi, sebenarnya Grace memang terpana.
Bayangkan, selama 20 tahun saya hidup, trend 'kepo' sudah ada sejak dulu kala, namun, baru kali ini saya melakukan aksi kepo terhadap orang tersebut hingga mengantarkan saya pada blognya dan tulisan-tulisannya yang menggelitik dan mengandung pesan moral.
Jangan berpikir terlalu tinggi bahwa tulisannya akan sedalam Shakespeare atau se-khidmat Gibran. Boro-boro shakespeare, dari cara menulisnya saja, ia akan mengingat kan ku pada adik kecilku, Gary (9 years old), yang sedang menulis diary.
Dari situ saya belajar, bahwa melalui tulisan, kita dapat menginspirasi banyak orang. Tidak perlu banyak orang pula. Cukup satu orang juga tak apa.
Membaca sebuah karya sastra dalam bentuk tulisan, apapun itu, entah isi diary, kicauan seseorang dalam twitter, puisi, atau bahkan artikel, besar atau kecil, negatif atau positif pasti akan ada pengaruhnya.
Seperti saat ini. Mungkin Anda sedang membaca tulisan saya, sebagian dari Anda bergumam, "Ini orang bacin (banyak cincong) banget...." atau ada pula yang berpendapat "Dewasa banget sih Grace ini..." sebenarnya saya berharap akan tanggapan yang barusan sih. HAHAHAHA.
Tapi apapun itu, Anda tetap punya respon terhadap tulisan ini kan?!
Bahkan, mungkin ada pula yang ketika membaca tulisan ini justru bertanya dalam hatinya, "Siapa yaaa orang yang dimaksud Grace ini? Jangan-jangan itu aku? Ya... Ya.. Ya..Bisa JADIIIIII!!!! Aku kan nulis blog, mungkin tulisanku tampak seperti tuisan anak SD baginya?"
Tidak perlu tahu siapa. Itu tidak penting. Cukup saya dan Jesus Christ yang tahu. ^_^
Sayonara.
Sejak masuk SMA, ingin rasanya bisa nulis di harian blog pribadi supaya semua memori dan moment yang dialami bisa terekam sempurna melalui ribuan konfigurasi huruf-huruf alfabet (ngomong apa sih, Grace?)
Ya, akhirnya terwujud pula cita-cita simple ini.
Sebuah blog. Ya, disinilah saya dapat menuangkan apapun yang dapat saya bagikan pada publik.
Bermula dari mana dan siapa?
Seperti yang saya katakan dalam postingan-postingan sebelumnya, saya selalu ingin bisa menulis kapanpun saya ingin menulis. I am a freaking writer.
Namun, akibat sedikit kebingungan soal kecanggihan teknologi alias gaptek saya memutuskan untuk menunda-nundanya hingga bertahun-tahun kemudian akhirnya saya dapat membuat blog ini pula.
At first, I thought it wasn't easy tapi ternyata membuat blog hanyalah seperti membalikkan telapak tangan (Engga juga sih, lebih tepatnya saya hanya perlu klik-klik dan typing )
BERMULA DARI MANA DAN SIAPA?
Oooh.. penjelasan di atas kurang menjelaskan pertanyaan ya?!
Ok. Let me get this straight. Hal yang membuat saya berpikir, "Sebelum semakin terlambat aku harus segera menuliskan apapun yang sekiranya perlu aku tuliskan" adalah karena seseorang.
I don't have to mention the name, (I don't wanna say her name or his name, because you would probably get curious about the gender. When i say his or her, which practically showing the gender, you may finally say, "Ohh..A girl" or "hmm... It's a guy. Who's he?" So, it's better to tell the story in bahasa indonesia, so i can say 'dia' rather than 'she' or 'he' )
Dia terlihat apa adanya. Tulisan-tulisan dalam blog nya secara jelas menerangkan itu. Dan saya terpana. Jangan berpikir yang tidak-tidak tentang kata 'terpana' ini. Mungkin lebih tepatnya terinspirasi. Tapi, sebenarnya Grace memang terpana.
Bayangkan, selama 20 tahun saya hidup, trend 'kepo' sudah ada sejak dulu kala, namun, baru kali ini saya melakukan aksi kepo terhadap orang tersebut hingga mengantarkan saya pada blognya dan tulisan-tulisannya yang menggelitik dan mengandung pesan moral.
Jangan berpikir terlalu tinggi bahwa tulisannya akan sedalam Shakespeare atau se-khidmat Gibran. Boro-boro shakespeare, dari cara menulisnya saja, ia akan mengingat kan ku pada adik kecilku, Gary (9 years old), yang sedang menulis diary.
Dari situ saya belajar, bahwa melalui tulisan, kita dapat menginspirasi banyak orang. Tidak perlu banyak orang pula. Cukup satu orang juga tak apa.
Membaca sebuah karya sastra dalam bentuk tulisan, apapun itu, entah isi diary, kicauan seseorang dalam twitter, puisi, atau bahkan artikel, besar atau kecil, negatif atau positif pasti akan ada pengaruhnya.
Seperti saat ini. Mungkin Anda sedang membaca tulisan saya, sebagian dari Anda bergumam, "Ini orang bacin (banyak cincong) banget...." atau ada pula yang berpendapat "Dewasa banget sih Grace ini..." sebenarnya saya berharap akan tanggapan yang barusan sih. HAHAHAHA.
Tapi apapun itu, Anda tetap punya respon terhadap tulisan ini kan?!
Bahkan, mungkin ada pula yang ketika membaca tulisan ini justru bertanya dalam hatinya, "Siapa yaaa orang yang dimaksud Grace ini? Jangan-jangan itu aku? Ya... Ya.. Ya..Bisa JADIIIIII!!!! Aku kan nulis blog, mungkin tulisanku tampak seperti tuisan anak SD baginya?"
Tidak perlu tahu siapa. Itu tidak penting. Cukup saya dan Jesus Christ yang tahu. ^_^
Sayonara.
do you remember Grace?
It's been a long long journey....
since my journals, diaries, and papers are runs out.
Writing...
is just my passion.
I love it.
what kind of writing that I am into?
Opinion, story, poem, fiction, article.
Actually, this isn't my type to write for public interest.
I didn't expect this blog will be read by many people. More than that, I just want to keep all those memories into these writings.
I just fear to lost the dates for i have something like-what doctor called 'short term memory'. But, still, those MOMENTS keep stayin' in my mind.
Here i am.
Grace Marselina Datu Tasik is my full name.
Actually it's Grace Marcelina Datu Tasik, with a 'C' letter not 'S' on 'Marcelina'.
The author's birth certificate may not know exactly or not really focus about the different between C and S.
Like Indonesian young adults sentence nowadays, "Mungkin dia lelah..." ("Maybe she/he was tired..")
I have tried to adjust myself with it.
Somehow, i found that, I was too idealist and selfish for something simple like in this case. My parents really do not matter with this kind of typo. But, sometimes, I felt like, this is not cool, when C was replaced with S.
(Come on.. Grace.. just grown up!! The way people spell it, is just the SAME..)
Like William Shakespeare ever said in his famous writing, titled "What's in a name?"
“What’s in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet.
Yes. Shakespeare was right. Grace will be as sweet as the sound, even, with C or S.
So, this is my name...
I am Grace Marselina Datu Tasik.
I am no longer disputed it.
I am happy with that name.
- Grace was given by my lovely handsome Grandpa, for he knew that i am the grace of GOD for my parents and entire family.
- Marselina means i was born in March.
- Datu Tasik is my clan name.
Some of you may know me or accidentally just found me in this blog.
Do you remember her?
The sweet and nice girl you've met or you'll be meet :D
Sayonara.
since my journals, diaries, and papers are runs out.
Writing...
is just my passion.
I love it.
what kind of writing that I am into?
Opinion, story, poem, fiction, article.
Actually, this isn't my type to write for public interest.
I didn't expect this blog will be read by many people. More than that, I just want to keep all those memories into these writings.
I just fear to lost the dates for i have something like-what doctor called 'short term memory'. But, still, those MOMENTS keep stayin' in my mind.
Here i am.
Grace Marselina Datu Tasik is my full name.
Actually it's Grace Marcelina Datu Tasik, with a 'C' letter not 'S' on 'Marcelina'.
The author's birth certificate may not know exactly or not really focus about the different between C and S.
Like Indonesian young adults sentence nowadays, "Mungkin dia lelah..." ("Maybe she/he was tired..")
I have tried to adjust myself with it.
Somehow, i found that, I was too idealist and selfish for something simple like in this case. My parents really do not matter with this kind of typo. But, sometimes, I felt like, this is not cool, when C was replaced with S.
(Come on.. Grace.. just grown up!! The way people spell it, is just the SAME..)
Like William Shakespeare ever said in his famous writing, titled "What's in a name?"
“What’s in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet.
Yes. Shakespeare was right. Grace will be as sweet as the sound, even, with C or S.
So, this is my name...
I am Grace Marselina Datu Tasik.
I am no longer disputed it.
I am happy with that name.
- Grace was given by my lovely handsome Grandpa, for he knew that i am the grace of GOD for my parents and entire family.
- Marselina means i was born in March.
- Datu Tasik is my clan name.
Some of you may know me or accidentally just found me in this blog.
Do you remember her?
The sweet and nice girl you've met or you'll be meet :D
Sayonara.
Langganan:
Komentar (Atom)